VALAS.news – Turunnya Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun dan sepuluh tahun menjadikan persepsi risiko investasi di Indonesia makin membaik. Apalagi, CDS pada Rabu (27/12) untuk tenor 5 lima tahun sudah sempat mengalami penurunan dengan menyentuh titik terendah 86,59 dan menjadi rekor terendah sepanjang masa.
Dan jika merujuk pada data posisi di akhir tahun lalu (Year to Date), CDS sudah terpangkas hingga 45,16%.
Kemudian untuk CDS tenor 10 tahun sudah pernah menyentuh level terendah per 22 Desember senilai 154,00. Dan walaupun angkanya naik pada perdagangan Rabu (27/12) kemarin ke 155,05, CDS jika ditotal sejak awal tahun 2017 tetap mengalami penurunan sebesar 31,20%.
Dengan tren menurunnya CDS di Indonesia mengindikasikan risiko gagal bayar surat utang Indonesia semakin rendah. Bahkan, penurunan CDS Indonesia ini sudah direspons oleh Fitch Rating dengan menaikkan peringkat utang Indonesia yang sebelumnya BBB- ke BBB.
Termasuk memberi catatan outlook stabil. Dan ini akan menjadikan investor global akan memburu surat utang Indonesia karena dianggap mempunyai potensi risiko rendah.
Adapun, negara Filipina sebagai pesaing karena dianggap mempunyai peringkat utang mirip Indonesia. Dan baru-baru ini, peringkat utang Filipina adalah BAA2 yang diberikan oleh Moody’s Investor Service.
Dengan kata lain, predikat ini ada satu peringkat diatas investment grade outlook stabil dan BBB- yang diberikan Fitch Ratings.
Untuk informasi, CDS untuk tenor lima tahun Filipina pada Rabu (27/12) kemarin ada di 59,33, dan Indonesia pelan-pelan mengejar itu. Apalagi jika data perekonomian pada kuartal IV tahun 2017 yang akan segera dirilis dinilai membaik, maka Indonesia akan mendekati CDS Filipina.
Dan tren perbaikan ini telah didukung dengan makin stabilnya harga komoditas, termasuk inflasi yang terus terjaga, dan potensi Bank Indonesia yang berhasil mempertahankan suku bunga pada level rendah.
Apalagi, jika nantinya dua lembaga pemeringkat internasional seperti Moody’s dan S&P ikut-ikutan menaikkan rating Indonesia, bisa dipastikan CDS Indonesia akan bisa lebih rendah lagi. Misalnya, CDS Indonesia untuk tenor lima tahun di 2018 capai level 50-60, tenor 10 tahun di level 106-110.
Walaupun ada risiko internal seperti depresiasi rupiah serta tensi politik yang memanas di tahun 2018 dan 2019, investor tidak terlalu khawatir karena menganggap fundamental Indonesia cukup kuat dan mampu menahan efek gejolak politik baik yang ada di dalam maupun luar negeri, termasuk efek kenaikan suku bunga The Fed tahun depan.