Valas.news – Pada akhir perdagangan, Senin (26/2/2018) kemarin, Harga batu bara ditutup melemah seiring peningkatan cadangan batu bara China.
Harga batu bara untuk kontrak pengiriman April 2018, menjadi kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup merosot sebesar 3,52% atau sebesar 3,05 poin di US$83,70/metrik ton.
Dilansir data Bloomberg, berdasarkan data Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China yang dirilis Senin kemarin, cadangan batu bara di 6 pembangkit listrik utama di pesisir China naik ke level 13.3 juta ton.
Cadangan ini tercatat mengalami peningkatan sebesar 55% dari cadangan 9 Februari lalu yang hanya sebesar 8,59 juta ton dan merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015. Adapun, cadangan ini cukup untuk cadangan selama 29 hari ke depan
Melemahnya harga batu bara berbanding terbalik dengan harga minyak mentah yang menguat seiring penguatan di pasar saham yang menimbulkan optimisme soal efek pertumbuhan ekonomi terhadap dorongan permintaan energi.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2018 ditutup naik 36 sen di level harga US$63,91 per barel di bursa New York Mercantile Exchange, setelah sempat turun ke level 63,06. Adapun total volume yang diperdagangkan mencapai 31% di bawah rata-rata 100 hari.
Untuk harga minyak Brent kontrak pengiriman April 2018 juga berakhir naik 19 sen di US$67,50 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global tersebut diperdagangkan premium sebesar US$3,59 terhadap WTI.