Valas.news – Para investor mulai berhati-hati menyimpan dananya dalam bentuk mata uang digital. Adapun sejumlah kasus pembobolan dinilai jika investasi dalam bentuk Cryptocurrency belum terlalu aman.
Yang paling baru adalah Coincheck yang merupakan salah satu bursa mata uang digital terbesar di Jepang mengungkapkan kehilangan aset virtual NEM senilai 46,3 miliar atau setara US$ 425 juta dalam sebuah aksi serangan pembobolan di jaringan mereka.
Tak tanggung tanggung, seperti dikutip dari CNBC, Senin (29/1), nilai uang virtual Coincheck yang dicuri hacker mencapai hampir 90% dari total nilai koin NEM atau senilai 58 miliar.
Pembobolan ini pun menjadi salah satu pencurian mata uang digital terbesar yang pernah ada selama ini. Coincheck dalam pernyataannya menjanjikan akan mengganti kepada sekitar 260.000 pemilik koin NEM yang dananya sudah lenyap. Hanya tidak disebutkan masalah waktu dan metode penggantiannya.
Untuk informasi, NEM tidak sepopuler mata uang bitcoin. Tapi walaupun begitu, seperti dikutip dari situs coinmarketcap.com, uang kripto ini masuk dalam daftar 10 besar uang digital dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar dunia.
Tercatat, market cap NEM mempunyai nilai US$ 9,25 miliar per Minggu (28/1). Meski masih jauh di bawah bitcoin yang kapitalisasi pasar per Minggu (28/1) kemarin sebanyak US$ 198,36 miliar.
Dengan pencurian ini, semakin membuat kekhawatiran terhadap keamanan bitcoin dan sejumlah mata uang virtual lainnya. Apalagi kasus pembobolan terhadap mata uang digital bukan kasus pertama.
Tahun 2014 lalu, Mt. Gox sebagai bursa penukaran bitcoin terbesar di Jepang mengajukan pailit setelah kehilangan bitcoin dengan total nilai US$ 400 juta. Baru baru ini, bursa penukaran uang kripto di Korea Selatan, Youbit malah sudah ditutup Desember 2017 lalu setelah diretas dua kali.