Valas.news – Pada tahun 2018 ini, kinerja indeks Bisnis-27 diperkirakan akan terus bertumbuh lebih tinggi dan berpeluang mengungguli kinerja IHSG.
Jika merujuk pada data di sepanjang tahun 2017, indeks Bisnis-27 berhasil tumbuh hingga 24,81%, lebih tinggi dari total pertumbuhan IHSG yang hanya 19,99% di sepanjang tahun 2017 kemarin. Bahkan, kinerja Bisnis-27 masih lebih baik dari kinerja indeks LQ45 di periode yang sama yaitu 22,02%.
Analis dari Recapital Asset Management menilai cukup wajar jika kinerja indeks Bisnis-27 mengungguli IHSG dan indeks LQ45. IHSG merupakan penggabungan seluruh saham yang diperdagangkan di bursa, untuk LQ45 fokus di sisi likuiditas dan mengesampingkan fundamental emiten.
Sementara, indeks Bisnis-27 merupakan penggabungan saham-saham pilihan dari berbagai sektor yang mempunyai fundamental yang kuat dan relatif likuid di pasar, serta mempunyai market cap yang besar.
Sehingga, saham-saham yang ada di indeks Bisnis-27 dinilai berpeluang membukukan kinerja prima tahun 2018 ini karena dukungan fundamental yang kuat. Adapun, sejumlah saham yang 2017 lalu membukukan return negatif, tahun ini diproyeksikan akan bergerak positif.
- Bank Danamon Indonesia, Tbk kode emiten BDMN dengan return hingga 91,43%, diikuti PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. kode emiten BBNI membukukan return 84,89%. Terakhir, PT. United Tractors, Tbk kode emiten UNTR 70,58%.
Ketiganya merupakan emiten dengan return terbaik yang ada di Bisnis-27 sepanjang 2017.
Untuk tiga emiten dengan catatan kinerja terlemah ada PT. Media Nusantara Citra, Tbk. (MNC) yang turun sebesar 25,01%, Lippo Karawaci, Tbk (LPKR) turun hingga 32,04%, serta PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk (PGAS) yang mengalami penurunan 33,14%.
Khusus untuk PGAS, pasar dinilai belum memahami benar tentang rencana holding oleh pemerintah yang menggabungkan PGAS di bawah Pertamin, sehingga hal ini malah menjadi sentimen negatif buat PGAS.